Sabtu, 29 Maret 2008

mukhasabah diri

“Wahai manusia !

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria.

Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta.

Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.

Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani hidupnya dengan bersantai-santai.

Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.

Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.

Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.

Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya.

Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya tapi ia berbuat durjana.

Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih orang lain.

Sungguh.. tiada Tuhan kecuali Aku.. dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku.

Wahai manusia !

Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rejeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memujiKu. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.

Wahai manusia !

Setiap hari Aku mendatangkan rejeki untukmu. Sementara setiap malam malaikat datang kepadaKu dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rejekiKu, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepadaKu. Aku kabulkan jika engkau memohon kepadaKu. KebaikanKu tak putus-putus mengalir untukmu. Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepadaKu tiada henti.

Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagiKu. Kau raup segala apa yang Kuberikan untukmu. Kututupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan.

Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tak pernah merasa malu kepadaKu. Engkau melupakan diriKu dan mengingat yang lain.

Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepadaKu engkau merasa aman-aman saja.

Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli.”

Ikhwan fillah, bersujudlah dan bertaubatlah kepada allah SWT serta menangislah..
betapa banyak dosa yang telah kita perbuat selama ini..
lihatlah betapa banyak kelalaian yang telah kita lakukan selama ini.

“Ya Allah,
kami bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu, tidak juga kami mampu akan siksa api nerakaMu, berilah hambaMu ini ampunan, dan hapuskanlah dosa-dosa kami, sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun, Sang Maha Agung.

Ya Allah,
dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai,
anugrahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung,
umur kami berkurang setiap hari sedangkan dosa-dosa kami terus bertambah
adakah jalan upaya bagi kami.

Ya Allah,
hambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu mengakui dosa-dosanya dan memohon kepadaMu,
ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan,
bila Engkau Campakkan kami,
kepada siapa dan kemana kami mesti berharap selain dariMu”.

“Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu”. (Imam Ali bin Abu Thalib RA)

Selasa, 04 Maret 2008

surat untuk semua

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan saudara-saudariku yang
Insya Allah tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya,
karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang
membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda,
lebih bermakna dan lebih indah.


Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang kerap
kali terisi oleh cinta selain-Nya. Yang mudah sekali terlena oleh
indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di
ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang,
entah dimana lagi keikhlasan. Maka saat ini, kurasakan kekecewaan dan
kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan
keikhlasan, padahal Allah SWT tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat
kesungguhan dalam berproses.


Surat ini kutujukan pula untuk
jiwaku serta jiwa saudara-saudariku yang
mulai lelah menapaki jalan-Nya, ketika sering kali mengeluh, merasa
terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat muila.
Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh saudara-saudariku yang mulai
terkikis oleh dunia yang menipu serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh
maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah 'kejujuran' diletakkan? Dan kini
terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah
rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah
menampakkan kebahagiaan yang semu,coba lihat disana! Hatimu menangis,
tertawa ataukah merana ?

Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri saudara-saudariku yang
sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun
yang membuat kita
lebih di hadapanNya selain ketaqwaan. Padahal kita
menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, namun kita masih
saja bergulat dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang mulai
mati, saat tiada getar ketika asma Allah SWT disebut, saat tiada sesal
ketika kebaikan terlewat begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika
mendzalimi diri sendiri dan orang lain.


Akhirnya, surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya,
meskipun sedikit.

Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga
ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan
Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.

"Ya Allah.Yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada
Agama-Mu, pada taat kepadaMu dan dakwah
di jalanMu"

Wallahualam bisshawab

Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat,
berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan pun yang dapat dikerjakan.
Kembalikan semangat itu sahabat-sahabat tercintaku.. Ada Allah dan
orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah"

------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -----

Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman
Komitmenlah pada jalan petunjuk ini
Jangan terusik karena sedikitnya orang-orang yang menempuhnya
Jauhilah jalan-jalan kesesatan.

Wahai Diri.
Perlu kau sadari jalan ini panjang
Perlu waktu yang lama, butuh pengorbanan yang sangat banyak

Wahai Diri.
Di dalam diri ini juga ada perang yang sangat melelahkan yaitu
Perang
melawan kesempatan pikiran,
Kekotoran hati dan kemalasan jasad diri sendiri
Tapi tak ada jalan lain yang lebih selamat,
Semoga Allah mengantarkan kita menuju
Puncak kemuliaan di dunia dan
Mengijinkan kita menghirup kenikmatan Surga Firdaus.
Amin
surabaya, 02.30 wib

boncengan motor sama akhwat

Motor yang terlihat bersahaja itu telah menemaniki sekian lama. Sudah banyak jasa yang telah dipersembahkan olehnya untukku. Meskipun terkadang jarang ku rawat namun ia tidak pernah banyak mengeluh, memang hebat si kumbang ku itu.

Dalam perjalanan pulang, terlihat jelas wajah seorang wanita dengan jilbab rapi yang telah lama ku kenal. Oh, ternyata ia adalah Ariska, salah satu akhwat di sayap mentoring lembaga da’wah kampus yang telah lama ku kenal, maklum kami satu kelas dan telah lama beberapa kali berada dalam satu kelompok untuk beberapa mata kuliah. Ia terlihat sedang menunggu angkutan umum. Beberapa kali ia menyetop, namun angkutan yang melewatinya selalu saja penuh. Pada jam-jam segini memang banyak orang yang sedang beranjak pulang ke rumah dari tempat kerja.

Apakah aku harus berhenti dan menyapanya, ataukah aku pura-pura tidak melihat dan melewatinya saja? Ah, aku tidak mungkin pura-pura tidak melihat dan melewatinya begitu saja, meskipun saat ini aku sedang mengenakan helm full-face yang menutupi seluruh wajahku, namun jaket yang kukenakan pasti kan dikenali olehnya. Karena jaket ini merupakan jaket kelas yang unik dan sering sekali ku pakai. Apalagi jalanan tidak begitu sepi dan sedikit merayap.

Ku berhentikan motorku sekitar satu meter di depannya.

“Assalamualaikum anti, mau kemana”, sapaku, “Wassalamualaikum, eh Ipin, mau ke silaturahmi ke tempat Dian di jalan Kertajaya”, “mau pulang ya pin?” dia balas bertanya, aku mengangguk pelan.

Waduh, batinku berujar, jalan Kertajaya persis merupakan jalan raya yang akan ku lewati dalam perjalananku menuju rumah. Dan memang rumah Dian dekat sekali dengan rumahku.

Hatiku bergejolak. Apakah aku harus menawarinya boncengan atau bagaimana. Dengan memboncengku dia bisa saja menghemat waktu dan ongkos transportasi. Namun kalau memboncengku, akan ada banyak fitnah yang bisa terjadi nih. Ukhti Arianti merupakan salah satu akhwat yang menjadi idaman banyak pria di kampusku, baik para mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi apalagi yang aktif berorganisasi dan telah mengetahui cara kerjanya yang kongkrit.

Kalau tidak menawarinya, apakah mungkin dia akan sakit hati, karena dia pun tahu bahwa rumahku dekat sekali dengan rumah Dian, sahabat karibnya yang belum berjilbab, namun cukup aktif juga di lembaga da’wah kampus tempat dimana aku dipercayakan untuk memimpin.

Hatiku bergejolak.

---

Sore ini aku akan menuju ke rumah Dian, sahabat karibku di kampus dan di lembaga da’wah tempat kami berorganisasi. Aku tidak tahu, kenapa bisa klop dengan mahluk yang satu itu, padahal kami ini cukuplah berbeda. Dian berasal dari keluarga cukup berada, yang ayahnya merupakan pejabat , dan sering berdandan layaknya anak-anak gaul yang lain, kecuali kalau sedang acara keislaman, dia pasti berdandan agak sedikit berbeda, bahkan sering mobilnya dipakai untuk transportasi pembicara ataupun untuk persiapan makanan dan peralatan. Sedang aku merupakan jilbaber yang cukup rapi karena memang sudah terbina semenjak masih SMA. Mungkin salah satu kesamaan kami ialah, kami sama-sama suka ikut di acara-acara bakti sosial. Dan aku memang kenal dia dari situ. Sudah banyak bakti sosial yang telah kami ikuti bersama, mulai dari lingkup kampus bahkan sampai bakti sosial yang diadakan oleh organisasi di luar kampus, seperti yang telah kami ikuti kemarin sewaktu membantu korban gempa bumi di Yogyakarta.

Hari ini entah kenapa angkutan umum yang menuju rumah Dian sepertinya selalu saja penuh sesak, sudah beberapa kali aku menghentikan angkutan tersebut, namun selalu saja penuh. Huh…

Mataku tertuju pada seorang pengendara motor yang sepertinya aku kenal. Jaketnya itu sangat aku kenal betul, yup ternyata jaket kelas angkatan ku, sepertinya itu akh Ipin deh, dari postur tubuhnya ku kenali pengendara tersebut.

Dia berhenti sekitar satu meter di depanku.

“Assalamualaikum anti, mau kemana”, dia menyapaku, “Wassalamualaikum, eh Ipin, mau ke silaturahmi ke tempat Dian di jalan kertajaya”, “mau pulang ya pin?” aku balas bertanya, dia mengangguk.

Waduh, rumahnya Dian kan dekat dengan rumah akh Ipin. Jangan-jangan nanti malah ditawarin boncengan motor lagi. Apa kata dunia nanti. Seorang mas’ul (pemimpin) lembaga da’wah kampus boncengan dengan seorang akhwat yang bukan muhrimnya. Bisa terjadi fitnah nih. Dan memang akh Ipin ini orangnya suka sungkanan alias nggak enakan sama orang yang bisa dibantunya meskipun terkadang dia sendiri suka merasa tidak begitu sreg dihati, setidaknya itu yang kutahu setelah beberapa kali bekerja kelompok bareng dengannya.

Hatiku bergejolak.

Dia turun dari sepeda motornya, dan membuka helm full-facenya, sepertinya ia juga tampak bingung.

Kami terdiam untuk beberapa saat.

---

Alhamdulillah ada angkutan yang sepertinya masih muat untuk satu orang lagi, meskipun harus duduk di dekat pintu. “pin, saya duluan ya”, tangannya melambai menyetop angkutan yang langsung berhenti. “iya, hati-hati ya, salam sama Dian” ujarku, “assalamualaikum”, ‘wa’alaikum salam” dia membalas disertai senyum.

Alhamdulillah jadi nggak perlu menawarinya boncengan deh, maafkan aku ya ukhti, tidak bisa menawarimu tumpangan, batinku berujar saat ku naiki kembali motorku. “Ya Allah mudahkanlah urusan hamba, dan bantulah hamba dalam segala urusan hamba”

---

Alhamdulillah ada angkutan yang sepertinya masih muat untuk satu orang lagi, lebih baik duduk di dekat pintu deh dari pada diboncengin ikhwan yang bukan muhhrim, batinku berujar. “pin, saya duluan ya”, ku melambaikan tanganku menyetop angkutan yang langsung berhenti. “iya, hati-hati ya, salam sama Dian” dia berkata, “assalamualaikum”, ‘wa’alaikum salam” ku jawab dengan lega.

Alhamdulillah, jadi nggak perlu diboncengin ikhwan deh, batiku berujar. “Ya Allah teguhkanlah hamba, dan bantulah hamba tuk beristiqomah di jalanMu” aku berdoa sembari mencari pegangan yang nyaman.



*Cerpen ini memberikan gambaran sudut pandang dari kedua belah karakter (Ariska dan Ipin), yang masing-masing sudut pandang dipisahkan dengan tanda --- (strip/dash tiga kali). Sudut pandang Arianti dibuat dalam tulisan italic/miring*

Ukhti...

Wahai Ukhti…..,
Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan, jangan sampai ya ukhti……….

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu. jangan sampai ya ukhti……….

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat penderitaan orang lain, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi dunia bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa, mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat.

Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari bahwa kecantikan yang anti punya hanya tiitpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan anti masih terlihat cantik.

Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba anti perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, sanggupkah anti menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan ujub, pernahkah anti membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sekeras itukah haitmu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah anti memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang anti masukan, maukah anti di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…rutinnya ta’limmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin kamis yang anti laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang anti temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap dakwah kita., ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi… antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah anti senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti ketika sang ikhwan akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang ikhwan akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan sikap anti yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah, kenapa tidak dari sekarang anti mempersiapkan diri menjadi seorang yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan anti akan mendapat gelar akhwat solehah,

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo anti sendiri membuat kekeliruan dalam akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang

Mohon maaf apabila goresan penaku menyakiti sebagian atau bahkan semua akhwat yang dalam proses menuju kesholehan.

Goresan Pena dari seorang lelaki yang mendambakan akhwat sholehah dan mengharapkan ampunan dari Allah Subhanallahu wata’aala, karena dosa-dosaku. Al Faqir Ilallah.

Minggu, 20 Januari 2008

Ada apa dengan Dia..?

masya allah..,kami ber istighfar kepadamu ya Allah......

Ya allah,jikalau kami pernah berbuat salah padanya..ampunilah kami!

Ya allah,barangkali kami sering tidak mendengarkannya,ampunilah kami!

atau bahkan kami(saya) seolah bertingkah melebihi dia, itulah khilafku..

Yang pasti Rabb..,ane yakin Engkau maha tahu dari sgala aktifitas kami.

tidak pernah kami bermaksud menylahkan dia..

ato terbersitpun kami gak pernah untuk bertingkah melebihi dia..

karena saya tahu Dia sekarang pimpinan kami..

seorang Amir yg seharusnya membawa dan mengarahkan kami tuk berada di jalan Dakwahmu.

Namun...,Si amir itu....

masya Allah,berikanlah pemahaman bagi pemimpin kami

curahkan keikhlasan ke dalam jiwanya tuk hidup di jalanmu

lunakkkan hatinya tuk bisa menerima sesuatu yang layak untuk diterima..

kuatkan hatinya untuk menjalankan Risalah Rasulmu..


Ya Allah Ya Rabb..,

jadikan kami IKhwah yang tangguh yang tak bisa di pisahkan hanya oleh najisnya dunia

tunjukkan kepada kami betapa indahnya Surgamu

langkahkan kaki kami tuk senantisa tsiqah di jalanMu

Istiqmahkanlah kami...

Amin..

Jumat, 28 Desember 2007

all about UKKI UNIPA Surabaya

All About UKKI UNIPA Surabaya

DASAR PEMIKIRAN

1.“Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (TQS. Ash-Shof: 4).
2.“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama dan janganlah kamu bercerai-berai.” (TQS. Ali Imran: 103).
3.“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya.” (TQS Al-Maidah: 2).
4.“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranna kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila mereka telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” (TQS Ali Imran: 159).

UKKI UNIPAS
Lembaga ini merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di lingkungan Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya, yang merupakan wadah bagi seluruh mahasiswa muslim UNIPA Surabaya dalam menggali dan mengembangkan ilmu agama Islam secara komprehensif.
Disamping itu, lembaga ini juga merupakan sarana bagi mahasiswa untuk belajar tentang organisasi dan kepemimpinan, yang diharapkan bisa mencetak mahasiswa yang tidak hanya mampu di bidang akademis (hard skill) tetapi juga mampu dalam bersosialisasi dengan masyarakat (soft skill).
UKKI UNIPA Surabaya merupakan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang mempunyai tanggung jawab terhadap islamisasi kampus, dalam artian menjaga dan melindungi kampus (mahasiswa muslim) dari aktifitas-aktifitas yang tidak islami untuk dibawa kepada aktifitas-aktifitas yang di ridhai Allah SWT, yaitu aktifitas Islam.

Sejarah UKKI UNIPA

Bermula dari sebuah keinginan oleh beberapa mahasiswa muslim IKIP PGRI Surabaya (UNIPA kala itu) pada tahun 1980-an untuk mengumpulkan seluruh mahasiswa muslim untuk saling silah ukhuwah (silaturrahim), maka dipandang perlu untuk mendirikan sebuah wadah atau lembaga dalam menampung mahasiswa IKIP PGRI Surabaya dalam menyalurkan ide dan kreatifitas mereka, sehingga terbentuklah sebuah lembaga muslim pada tahun 1986 yang bernama Remaja Musholla Kampus (RMK) IKIP PGRI Surabaya.

Dalam perjalanannya seiring dengan tumbuh kembangnya lembaga tersebut, maka pada tahun 1994, Remaja Musholla Kampus di ganti dengan Unit Kegiatan Kerohanian Islam(UKKI).
Setelah tumbangnya rezim orde baru pada tahun 1998, aktifitas Lembaga Dakwah Kampus (LDK) termasuk UKKI UNIPA Surabaya sedikit lebih bernafas bebas, pasalnya selama ORBA memimpin aktifitas dakwah kampus selalu mendapat tekanan dan aktifitas dakwah masih dikontrol rezim tersebut.



A. VISI
Menjadi acuan gerakan dunia kampus dalam membangun sumberdaya manusia berkepribadian Islam yang mampu melakukan perubahan sosial menuju kehidupan yang Islami.

B. MISI
1.Melakukan pembinaan dan pengkaderan mahasiswa muslim UNIPA dengan aqidah Islam yang murni dan lurus.
2.Membangun dan menguatkan soliditas jaringan antar aktivis dakwah kampus.
3.Membina dan memberdayakan peran dakwah kampus secara lebih optimal.
4.Mengopinikan perubahan sosial menuju penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
5. Menggalang ukhuwah dan kerjasama dengan organisasi-organisasi dakwah kemahasiswaan di luar kampus dalam upaya pengembangan kader-kader dakwah berkualitas.

C. TUJUAN
1.Tujuan dari segala tujuan usaha (ghoyatul ghoyah) adalah semata-mata untuk memperoleh keridhoan Allah SWT.
2.Li I’lai kalimatillah fil ardl (untuk menegakkan kalimatillah di muka bumi)
3.Terbentuknya jama’atul hamlid dakwah Islam yang haq.
4.Terbentuknya kader-kader pengemban dakwah bersyakhshiyah Islamiyah yang tangguh dan mampu menggerakkan proses perubahan sosial di lingkungan kampus.

D. BUDAYA ORGANISASI
1.Berkomitmen penuh pada perjuangan.
2.Memiliki kesadaran ruhiah dalam setiap aktivitas dengan pandangan visioner untuk mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah
3.Berjuang dengan sungguh-sungguh mengarahkan segenap kompetensi dalam dakwah secara optimal
4.Evaluasi tindakan dan senantiasa melakukan perbaikan
5.Kesadaran untuk senantiasi meningkatkan kapasitas diri.
6. Memiliki tradisi berpikir dan bertindak secara konsepsional.

E. POLA PEMBINAAN DAN PENGKADERAN

1.Melakukan pembinaan secara terarah dan bertahap terhadap mahasiswa kampus. Pembinaan ini meliputi pola pembinaan umum, pola pembinaan khusus, dan pola pembinaan kelembagaan.

Pola Pembinaan Umum
Pembinaan yang dilakukan terhadap mahasiswa secara umum, dalam hal ini memperkenalkan ide-ide Islam, meningkatkan rasa mahbbah (kecintaan) terhadap kehidupan Islam dan perjuangannya, sehingga siap menerima dakwah dan menjadi musa’idin (pendukung). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pola ini bersifat umum, menyeluruh, terbuka, dan dari segi materi lebih banyak berkaitan dengan problem-problem yang aktual.

Pola Pembinaan Khusus
Pembinaan yang dilakukan terhadap para aktivis BKLDK dan bersifat lebih mendalam dengan tujuan pematangan kader-kader umat (rijalud dakwah). Kegiatannya meliputi:

- pembinaan wawasan aqliyah islamiyah; yaitu peningkatan pemahaman terhadap pemikiran dasar Islam dan azas-azas hidup islami, pemahaman terhadap nidzomul Islam (sistem hidup Islam) dari berbagai seginya, pemahaman terhadap tsaqofah dasar islami (al-lughatul arabiyah, ‘ulumul Qur’an, ‘ulumul Hadist, dan ushul fiqh), serta pemahaman terhadap segala bentuk pemikiran asing yang tersebar di tengah-tengah masyarakat untuk dipahami kebobrokan- kebobrokan dan kesesatannya agar dapat menyelamatkan umat dari tipu dayanya.

- pembinaan nafsiyah islamiyah (nuansa hidup islami); yaitu meningkatkan kejiwaan terhadap taqwallah, yaitu hubungan kehambaan (idrok sillah billah) hingga dicapai sifat mukhlisin (ikhlas, tawadlu’, zuhud, dan rahmah). Dengan cara menyeru pelaksanaan tiap-tiap yang telah dipelajarinya serta peningkatan ibadah sunnah sebagai amalan-amalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pola Pembinaan Kelembagaan
Melakukan penataan dan pemantapan lembaga sebagai pusat aktivitas dakwah. Meningkatkan sistem komunikasi dan manajemen kegiatan yang teratur, terarah dan mantap, dengan mengembangkan evaluasi kontrol terpadu. Melakukan usaha-usaha pengembangan fungsi dan peran lembaga secara lebih luas serta mengintegralkan di kalangan masyarakat kampus. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan lembaga dakwah Islam atau orang-orang yang seperjuangan lainnya dalam rangka memacu dakwah Islam.

2.Melaksanakan kegiatan komunikasi antar Lembaga Dakwah Kampus yang tergabung dalam BKLDK, demi terciptanya gerak dakwah yang teratur, terpadu, dan saling menguatkan, untuk mencapai kekuatan gerak dakwah secara global. Dengan cara melaksanakan berbagai kegiatan bersama, diantaranya Forum Komunikasi, Forum Pendalaman Pemahaman Islam, Studi Islam Intensif, Muhibah/ Studi Komparasi, Pelatihan Manajemen Dakwah Kampus, tukar-menukar informasi, dan bulletin/ jurnal. Mengenai tata komunikasi kegiatan bersama untuk selanjutnya diatur dalam pola komunikasi BKLDK.

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah, menegrjakan amal shalih, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang muslimin.” (TQS. Fushilat : 33)

Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka, ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (TQS. An Nur : 51)

renungan

Kalau hidup tak mengenal ALLAH
Itulah tanda orang yang salah

Kalau hidup tak mengenal Rasul
Itulah tanda orang tak betul

Kalau hidup tak mengenal syariat
Itulah tanda orang yang sesat

Kalau hidup teramat kikir
Dimasa susah orang takkan pikir

Kalau hidup teramat angkuh
Allah murka kawan pun menjauh

Kalau hidup teramat sombong
Dimasa susah orang tak mau menolong

Kalau hidup teramat tamak
Orang-orang pun menjaga jarak

Kalau hidup teramat licik
Allah murka orang pun jijik

Kalau hidup tanpa ibadah
Hati rusak jiwa tak berkah

Kalau hidup tak pernah bersyukur
Halal dan haram takkan terukur

Kalau hidup diperbudak harta
Penat lah hati tak pernah tertata

Kalau hidup diperbudak dunia
Memegang syariat takkan setia



Muslim yang sejati
tak pernah mau mengingkari janji

Muslim yang sejati
menegakkan keadilan di muka bumi

Muslim yang sejati
selalu mengingat ALLAH SWT didalam hati

Muslim yang sejati
Menyembah ALLAH SWT sampai mati

Muslim yang sejati
Kepada yang keji dia jauhi

Muslim yang sejati
Kepada maksiat dianya benci

Muslim yang sejati
Selalu menjunjung nasehat nabi

Muslim yang sejati
Akhlaknya indah sangat terpuji

Muslim yang sejati
Slalu berpikir dengan hati

Muslim yang sejati
Jwanya tegar tak pernah mati

Muslim yang sejati
Tak pernah terbujuk rayu duniawi

Muslim yang sejati
Sepanjang waktu ingin memberi



Kalau pintar bertutur kata
Kemana sampai orang pun suka

Kalau pandai bertutur sopan
Kemana sampai mendapat kawan

Kalau pantai berkata bijak
Kesana sini orang mengajak